Perbedaan waktu dalam penentuan awal dan akhir Ramadan sering menyisakan tanda tanya bagi umat Islam. Perbedaan ini sejak dulu sulit disatukan. Padahal umat Islam berharap pelaksanaan Lebaran dan Puasa bisa berlangsung bersamaan. Sehingga umat Islam tidak terjebak dalam keragu-raguan, apalagi mengarah kepada perpecahan.
Perbedaan waktu ibadah ini tak lain disebabkan pemilihan metode yang berbeda. Dalam QS. Yunus ayat 5, Allah SWT menjelaskan bahwa matahari dan bulan beredar menjadi acuan dan waktu. Berdasarkan ayat ini maka dikenalah dua kalender, yakni kalender syamsiah (matahari) dan kalender qamariyah (bulan). Kalender matahari digunakan sebagai penentu pergantian tahun yang ditandai dengan siklus musim, seperti pertanian, pelayaran, dan migrasi. Sedangkan kalender bulan digunakan sebagai penentu waktu ibadah dalam Islam.
Metode perhitungan kalender bulan, juga memiliki dua cara, yakni rukyat dan hisab. Dalam Wikipedia Indonesia, rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama kali setelah ijtimak (bulan baru). Apabila hilal terlihat, maka pada petang (magrib) waktu setempat, telah memasuki bulan (kalender) baru hijriyah. Sedangkan hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis, untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender hijriyah.
Pedoman metode rukyat sendiri tertuang dalam hadits Rasulullah SAW, yang berbunyi : “Bulan itu lamanya 29 hari. Maka janganlah kamu berpuasa Ramadhan hingga melihat bulan Ramadhan, dan janganlah kamu berpuasa hingga kamu melihatnya. Jika terjadi mendung (berawan) dalam pandanganmu, maka sempurnakanlah dalam bilangan 30 hari” (H.R. Bukhari-Muslim).
Hisab sendiri bukanlah metode yang muncul secara tiba-tiba. Sebab hisab diawali dari rukyat yang panjang. Benar tidaknya hisab harus diuji secara langsung lewat pengamatan (rukyat) sebab fenomena alam yang di-hisab. Hisab pun dijamin eksistensinya oleh Allah SWT, karena dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 5 disebutkan, peredaran bulan dan matahari dapat dihitung.
Tidak bertolak belakang
Rukyat dan hisab sesungguhnya bukan metode yang saling bertolak belakang. Dari sudut pandang astronomi, keduanya bagaikan dua keping mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Hisab hadir tentunya lewat rukyat yang cermat. Sedangkan rukyat sendiri jika tidak menghasilkan metode perhitungan (hisab) yang berguna bagi rukyat berikutnya, maka akan jadi sia-sia.
Lalu, kenapa masih saja ada perbedaan dalam penentuan waktu ini? Rukyat dan Hisab ternyata punya kriteria lain juga. Sebagian ulama berpendapat bahwa rukyat yang dilakukan haruslah rukyat global, yakni rukyat rukyatul hilal (mengamati hilal) serempak diseluruh dunia. Namun, beberapa ulama mengatakan, cukup dengan rukyat lokal, yakni pengamatan hlal di daerah masing-masing.
Dalam pandangan Imam Syafi’i, kaum muslimin hendaknya mengikuti rukyatul hilal berdasarkan negerinya masing-masing, karena setiap negara memiliki cuaca yang berbeda. Maka, jangan aneh jika para ulama penganut rukyat sendiri kerap berbeda menentukan waktu.
Hisab sendiri di Indonesia punya dua kriteria. Ada yang berdasarkan kriteria wujudul hilal, yakni asalkan bulan telah terlihat diatas ufuk pada saat maghrib, dianggap sudah masuk bulan baru. Muhammadiyah menganut kriteria ini. Kriteria lainnya adalah imkanur rukyat, yakni berdasarkan perkiraan mungkin tidaknya hilal di-rukyat. Kriteria inilah yang dipakai oleh Depag RI. Ulama penganut hisab pun kerap berbeda pendapat. Mudah-mudahan tahun ini tidak terjadi.
Sebenarnya ada kriteria lain yang juga menjadi pertimbangan dalam menentukan waktu ibadah.
Banyaknya kriteria dan kurangnya pemahaman tentu membingungkan umat Islam. Yang jelas, umat hanya ingin ada kebersamaan dalam melaksanakan ibadah dalam melaksanakan ibadah, tanpa melihat perbedaan mazhab atau golongan manapun. Hal ini tentu menjadi PR bagi pemerintah dalam hal ini Depag RI, MUI, dan semua ormas Islam agar ada kesepakatan bersama.
——————-
Catatan:
- Rasulullah SAW puasa 29 hari dari 9 kali Ramadhan, puasa 30 hari 1 kali karena tidak melihat bulan
- Lama bulan komariah kalau tidak 29 hari pasti 30 hari, tidak ada yang 31 maupun 28, sehingga umur satu tahun komariah (6×29) + (6×30) = 354 hari
pertamaaaaaaaaaaaaxxxxxxxxxx heulaaaaaaaa 😆
keduaxxxxx
wakakakkkkkkkk… bu boga imah kacolongan deuiiiiii
BENER BENER KACUGAAAAAAAAAAAAAAAAAXXXXZZZ
SAYA KEUR NGEMENG TITATADI TEU NINGALI AYA POSTINGAN ANYAR HAHAHAHA
mangkanya ulah series teung kangboed
BIASA KANG BOTOL JUGA MANUSIA
manawi teh botolmah Jin 🙂
JIN JUGA MANUSIAAAAAAA
JIN JUGAAA MANUSIAAAAA… PUNYA RASA PUNYA BOTOL… JANGAN SAMAKAAAAAAAANNN DENGAAAANNN… *teraskeun nyalira weh*
jangan samakan dengan, pisau belati!!!
waaaaaaaakaaakakakakak
waaaaaaaakaaakakakakak … juga
Jue setuju nyang rukyat mas 😆
nunut pertamax kang saka ah…
pertamax habis… :p
kelimaxx pake pertamaaxxxx
*perih pisan*
Wakakakaka
KEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEK
wokwokwok….
KELIMAAAAAAAAAAAAAAAAAAXXXXXXXXXXXXXXZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZ
HOHOHOHOHO CAPE DEH
MANSTAAAABSSS DEH DAH KELUAR KAYANYA
Naon nu kaluarteh kangboed? kadeah bulan Puasa 😀
HAHAHAHAHA
KALUAR TINA MODERASI
TING JOROK AAAAAAH
WAAAAKAAAKAKAKAKAKAK
yaaaaaaaaayyyyy eta ngaromongkeun naon ceunah ih… dasar orok – otak jorokkkksssszzzz 😆
hussttt, puasa gka boleh ngomong jorok
Stttt….. 😆
TAH NU KIEU ABDI ASLI TEU NGARTI PISANG
HAPUNTEUN PISANGNYA TEU TIASA KOMENG
SAYA JUGA TEU NGARTI PISANG… 😀
MUHUN KANG DEDE PISANGNA NUJU DIRENDANG KU KANG SAKA
Manawi dilebetkeun kana botol kanggoparab Jin 😀
waaaaaaaaakaaakakakakak
wuakakakakkkkkk… aya jin beuki cauuuuuuuuuu 😆 jin mangkiiiiii sugaaaaaaaannnn nyaaaaaaa
maksudnya jin botol yah?
HAHAHAHAHAHAHHHAHAAHAAHHAHA
Kunaon kangboed?,… ti tadi ngan
wakwakwakwak….
KEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEK…
HAHAHAHAHAHAHHHAHAAHAAHHAHA …
Mau koment jadi bingung… Dari tadi cuma baca2 koment Kang Boed ama Kang Dede…hehehe 🙂
weeeeeeeekekekekekek.. sumuhun botol jin sareng nu gaduhna kang DEDE DUKUN
Sttt… ulah hariwuk
HEHEHE ETA BAHASA KAHYANGAN TONG HARIWUK
Coba kang terjemahkeun “tonk hariwuk is…”
sok der kadinya kang dukun sareng botol jin gelut 😆
PEACEEEEEEEEEEEEEEEEE
pisssssss
Perbedaan terjadi karena pemahaman yang dihasilkan berbeda-beda…
Perbedaan itu memang indah, tapi kalo untuk awal puasa dan lebaran, alangkah lebih indah kalo dilakukan serentak.
Tul gak?
yayaya pinteeeeeeeeeeeeeeer beneeeeeerrrrrrr.. apa yang dipahami pegang saja karena besok belum tentu sama
Pasti sama kang, sama-sama lebaran…. 🙂
asal jangan megang yg nggak2 yaaaaaa
Nah ini baru komeng serrriiiuusssss.
🙄 🙄
waaah meuni serius pisaaaaaaaaang
Pisang raja nya?
Ru’yat kang Dede.. alasannya sebagaimana dengan jelas tercantum di Hadits diatas…
sok atuh kang DEDE DUKUN jentreh keun tong era era
Sayah juga kagax ngarti kang…
komo kuring 😆
apalagi saya yaaaaaaa
iya nih kangboed ama kangdede lagi kontes komeng, ati2 kang ntar disuspend lho
saya pilih rukyat, kendati hisab udah teliti, namun mesti diuji dengan melihat hilal sehingga perlu di rukyat.
kalo hilal tidak terlihat, berarti puasanya 30 hari
kalo salah tolong dikoreksi
hatur tengkiu
kamu pilih yang mana.. jreng jreeeng sabari joged sareng kang qarobbin
geuning cempreng suarana kang.
namina oge botol kang, kudu dieusian heula ku cai supados teu cempreng 😆
sssssstttt nuju puasaaaaa
Iya bener jadi sibuk bacain komen2 nya kang boed… huahaha…
waaaaaaaakaaakakakakak dasar kang Boed AYA AYA WAE
Tewak geura!
namina oge komentator blogeeeerrr asli pituin kiara condong… komengna sadaya ngingiring condong sapertos borondong jagong 😆
hehehe iya tuh kang Boed cileupeung pisaaaang
Naon terjemahkeun kang cileupeungteh adalah …
Kalau saya ikut keputusan depag RI.
:lol
hehehe bebas yaaaa
bebas tapi sopan 😀
ah saya mah pingin yg cepet lebarannya 😆
weeekekeekekeekek ooo kamu ketahuan enda puasaaaa kabuuuuuuuurrrrrrrrrrrrr
@ kang cepot: puasa terakhir,lebaran paling awal nya?
kangboed tewaaaakkkk!
looooosssssssss teu beunang
@Kang Dede Kusn
GMT ditempatkan di kota “London”, untuk perhitungan “Syamsiah” mungkin ok. Tapi tidak untuk perhitungan “Qomariyah”.
Lucunya seluruh dunia (termasuk umat Islam) mengakui GMT bahkan di Indonesia +7, karen umat Islam mempunyai titik pusat (kiblat) yang sama maka sudah sebaiknya kita menselaraskan diri dengan perhitungan “Syamsiah” yang berpusat di Mekkah.
Logika paling sederhana adalah penetapan hari Iedul Qur’ban, sebagaimanapun hebatnya ilmu rukyat dan hisab tetap saja kita harus tunduk dan patuh pada kelender yang ditentukan oleh orang-orang disekitar MEKKAH, KSA.
Wassalam, Haniifa.
hiduuuuuuuuup kang Haniifa beuki kasep wae nyaaaa
tah kang kunaon GMT ka “london” ? diajar titik pusat bumi ka kang haniifa ..
mun diajar titik pusar ka saha kang?
batal tah, nu turas-taros titik pusar di jupe
jiakakakakkkkkk… naha narosna ka jupe atuh kang? mendingan oge ka agnes monica 😆
hahaha jadi kana puser jupe kumaha yeeeeuh
@Kang Boed
Kumaha atuh upami pusatnya KD , janda anyar yeuh… hahaha 😀
@ Kang Haniifa : Nuhun Kang, saya masih bingung sebenarnya penetapan awal tanggal dibelahan bumi sebelah mana? misal tanggal 1 rhamadan, daerah yang pertama tgl 1 ramadhan?
@Kang Dede Kusn
Seharusnya bangsa Indonesia mengikuti Mekkah dimana awal 1 Ramadhan disana sesuai dengan diwilayah Asia, yang menjadi kesalahan adalah penetapan tanggal jika menurut perhitungan Qomariyah berawal dari waktu MAGHRIB bukan tengah malam seperti perhitungan kalender Syamsiah, jadi walaupun kita lebih cepat 4 jam namun harinya dan tanggalnya sama dengan Kiblat (Mekkah, KSA).
Wassalam, Haniifa.
Tambahan:
Ada tradisi yang sangat unik dan bertahan selama ribuan tahun semenjak Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. membangun ka’bah, yaitu ada salah satu dari keluarga mereka yang bersumpah di depan Ka’bah tentang hilal dan rukyat. Sejarah membuktikan bahwa Mekkah pra Islampun sudah menentukan bulan-bulan haram untuk berperang sesama kafilah / klain, dan setelah Mekkah dibebaskan oleh Rasulullah maka setiap penetapan / pergantian bulan sipengamat di dipercaya harus bersumpah dengan nama Allah 3x di depan Ka’bah.
Penentuan perhitungan berdasarkan system Qomariyah sangat tidak disukai oleh orang-orang barat, karena mereka merasa tergantung kepada Kiblatnya umat Islam… 😀
Wassalam, Haniifa.
Nuhun kang,
sami2 kang, urang diajar sasarengan 😆
bos LINK SUDAH DI ADDS.. HEHEHE HATUR TARARENGKYU
Tararengkyu oge … kade hilap ka abdi 😦
Tararengkyu oge … kade hilap ka abdi oge 😦
waaaakaakakakak moal kalem kang SAKA antosan sakeudapnya
tararengkyu oge… for all kade hilap ka abdi 😦
perbedaan itu tdk masalah, yg penting niatnya utk kemaslahatan umat bukan utk pemuasan pribadi,
Salam.
tah ieu yeuh Bunda… sebagai Bunda mah jadi penengah saja tuh Bunda pada berantem ngerebutin GMT – GEMET ato dalam bahasa london disebutnya COMBRO 😆
lebih lebih, jangan sampe rebutan makanan siang hari *gak nyambung* he2
barade COMBRO….
bade kang misro wae lah
MOAAAAAAAALLLLLLL….
misro-na kangboed mah bau menyaaaaaaannnn 😆
Kenapa setiap tahun selalu ada perbedaan??
Kapan Umat Islam bersatu??
hehehehe sudah tradisi masalah kecil direbutin intinya malahan pada di lepas
@Indra: Insya Allah segera… Amin.
Perbedaan bukan berarti harus bermusuhan. Sebagai umat ya ngikut pemimpinnya. Karena yg akan bertanggung jawab di akhirat adalah pemimpin yg dijadikan panutan tersebut. Tahu lah….yg penting banyak2 sabar di bulan Ramadlan.
diriku apalagi, bingung banget dah. kata si ini gini, kata si itu gitu. istilah ini ya gitu, istikah itu ya gini. tambah bingung ha ha ha
santaaaaaaaaai aja oom
dari tadi juga lagi santai om boed…
nyooo kita santaaaai agar badan tidak pegal.. hehehe
Seetuujuuuuu………..
ass…
inilah hebatnya ISLAM walaupun berbeda tapi tetap aja ALLAH HU AKBAR
salam kenal dan hangat dari http://batjoe wordpress com
mapir dirumah ya mas gedor aja kalau lagi tidur orangnya heheheee
hahaha kade ah maen gedor bisi maung na kaluar
kalau yang beginian ada jogonya mas yaitu mas haniffa.
saya aja heran mas haniffa bisa mencahkan misteri angka nol (0)
top baget tuh mas haniffa.
kang Hani tea hebat mantabs surantap top markotok
hebring tea etateh
sumuhun teu aya duanan tok markotok
wah yang ini belajarnya harus pelan-pelan Kang, nanti kembali, kelihatannya banyak yang saya tidak tahu dan menemukan di artikel ini. Hatur nuhun pisan atas infonya.
nuhun kembali…. saya juga bingung 🙂
apalagi sayang nguuuuuuuuung wae tuh
yang terpenting jangan menjadikan ini untuk saling meyalahkan satu sama lain
Betul…. kawan-ku
memang dikau kawan lamaku yang kusayangi
Yang penting tetep puasa…….tetep sabar…..tetep syukur…..
dan satu lagi, tetap sinting hi hi hi
yayaya sintiiiiiiiiiiiiing
wah-wah. aku kagak ngerti masalah itung-itungan kayak gini
yayaya samaaaaaaa
wah kalo blue mah paling cuman ngiring ka akangBoed wae atuh mah,…………heheheh
salam hangat selalu
lebaran blue (kemungkinan) kalo tak di bandung atau ke ciamis heheh…………….emang ditanya lebaran kemana blue @$#@$@$$$ hehheheh
ooo mau ke bandung yaaa bisa ketemuan dunk blue chayank
semestinya mengikut satu pendapat saja, agar umat gak bingung
hehehe memang selalu dibikin bingung yaaaaa
SAlam Hangat Saja Mas..
Selamat menunaikan ibadah puasa
panas banget nih bukan hangat
puasa jadinya panaaas pisaaaaang
pernah ikut bljr dikit soal intensif ru’yatul hilal ma arek2 3bakti,program kegiatan antara jam’iyyah ma fak. syari’ah 3bakti klo menjelang bulan ramadhan gt, ternyatah sulit begete coz ndak bisa akuwh huehehehe…itung2nganya muleeeeeeeeekkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
abiz intensif gt qt diajak ke pantai serang buat liat hilalna, but udah 4x tp te2p q lom bs liat, yang mendunglah, awanlah, pengen retiiiiiiiiiiii 😦
Salam sayank wae @kang de2kusn
Salam … juga 🙂
Meong meong meong meong
😆
😀
😛
🙂
🙄
Meong meong meong meong
😆
😀
😛
🙂
🙄
Meong meong meong meong
😆
😀
😛
🙂
🙄
waaaaaaaaakaaakakakakak
Kuciiing….. 🙂
Meong meong meong meong
😆
😀
😛
🙂
🙄
wikwikkkkkk……
BLOGNA kang rudi ku naonnya menghilang eror 404
salam sauamh
Masa? segera kesana
Terus terang saya lebih condong ke Rukyat. Mekipun terkesan ndeso, tetapi hati terasa lebih mantab.
Mungkin saya golongan orang2 yang menyukai hal2 yang konkrit, ya.
hmmm gitu… 🙂
sulit seh emang musti pake cara mana yg bener
kalo menurutku seh semuanya bener kok
tinggal pemerintah menentukan yg mana
dan kita sebaeknya ya nurut ajalah ama pemerintah
daripada di bawah muncul perbedaan yg gak penting
toh puasa kan yg penting dari imsyak ampe bedug maghrib..
n ikhlas menjalani semua ibadah
Betullll
benar ya ketemu di bandung sorenya ketemu kang cantigi di ciamis wah indah dech suasana lebaran blue nantinya
salam hangat selalu
wah asik tuh….
salam hangat juga blue
kang dede mana tajilna?
mananya kang?… waduh telat.. 🙂
kang de.. kumaha gempa di tasik …?
Raihlah Jati Diri Manusia.. dan Mengembalikan Jati Diri Bangsa..
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Absen kunjungan kang dedekusn… 🙂
Makasih Mas Kokeng 🙂
kang dede teu kunanaon? kumaha kabarna Ciamis?
rada khawatir yeuh pasca gempa …
mugia dipasihan kasalametan
Kuring kamari sudah ‘beberengkes’ kang, siap-siap ngungsi 😦 , cos dpt info ktnya BMG berpotensi tsunami, baru rada tenang pas denger ralat konfirmasi BMG ternyata tdk berpotensi tsunami… , 3 tahun lalu daerah sy termasuk yg dilanda tsunami kang. AMin, nuhun kang Cepot
Hadiiirrr….!!
ikutan nimbrung aahh…!!
SALAM HANGAT BUAT SEMUA SAHABAT YANG HADIR DISINI…!
hehe…!! 😀
Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa dilimpahi Rahmat dan Hidayah oleh ALLAH SWT…!!!
dan turut berduka cita terhadap sahabat-sahabat yang menjadi korban bencana Gempa bumi di Tasikmalaya dan sekitarnya…!!!
Boleh2… Salam hangat juga & Amin
Wah abdi nembe terang yeuh rukyat ama hisab dari sisi sains. Nuhun ah Kang Dede… Wilujeng shaum nya…
njih misami Blogdolar ^-^
Salam sayank
@Kang Herman Blogo: Sam-sami kang…
@Riyanti: Salam …
lagi lomba komentar nih 🙂
informatif, terima kasih.
Yang mau mudik naik mobil pribadi boleh mampir ke blog saya
Buat rekan2 yang mau berikirim2 ucapan Idul Fitri, boleh mampir ke tempat saya,
atau jika sempat main ke blog saya ttg wisata alam:
salam kenal 😆
setauku dalam penentuan puasa awal puasa dan idul fitri yg benar pake ru’yat.
namun perlu diingat bahwa penentuan itu adalah hak pemerintah. umat Islam tinggal mngikuti. jadi bersatu deh…
(komennya telat yah..? maaf.. 🙂 )
pengamatan hilal itu khusus untuk puasa ramadan, untuk bulan yang lainnya dalam kalender hijriah cukup dilakukan hisab saja. tetapi titik nol perjalanan bulan mengelilingi bumi menurut ilmu agama bukan pada cunjungsi.demi jelasnya baca rotasi bulan.blogspot.com.bakrisyam